Inovasi Polri dalam Pertanian: Dari Pupuk Organik hingga Irigasi Tenaga Surya

Kamis, 09 Oktober 2025 | 15:49:05 WIB
Inovasi Polri dalam Pertanian: Dari Pupuk Organik hingga Irigasi Tenaga Surya

JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan dukungan Polri terhadap program ketahanan pangan yang digagas pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. Polri mengembangkan berbagai inovasi pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.

Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah pemanfaatan bibit unggul hibrida P27 dan pupuk Tekno MIGO Presisi Bhayangkara. “Guna mendukung program ketahanan pangan, beberapa waktu yang lalu kami telah melakukan berbagai inovasi, salah satunya pemanfaatan bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk Tekno MIGO Presisi Bhayangkara guna meningkatkan hasil panen dari 4 ton/hektar menjadi 9 sampai dengan 14 ton/hektar,” ujar Sigit saat Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV di Tangerang, Banten.

Selain itu, Polri telah merekrut 333 bintara kompetensi khusus pertanian. Mereka bertugas mengoptimalkan pengolahan lahan serta meningkatkan hasil produksi pangan di berbagai daerah.

Pemanfaatan Teknologi dan Kolaborasi Universitas

Polri juga bekerja sama dengan Universitas Sriwijaya untuk mengolah eceng gondok menjadi pupuk organik. Pupuk ini memiliki kandungan unsur hara yang tinggi dan biaya produksinya hanya Rp773.000 per hektar, jauh lebih hemat dibandingkan pupuk kimia yang mencapai Rp5,9 juta per hektar.

Selain itu, program Polrian atau Polisi Peduli Pengangguran Polda Banten memanfaatkan sampah organik seperti sisa sayuran, buah, daun kering, dan limbah dapur. Semua limbah diolah menjadi eco-enzyme atau pupuk kompos, mendukung ekonomi sirkular dan pertanian ramah lingkungan.

Di Provinsi Bangka Belitung, Polri juga membudidayakan kelinci. Kotoran kelinci dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sekaligus meningkatkan produktivitas lahan pertanian di wilayah tersebut.

Pemulihan Lahan dan Irigasi Modern

Polri bersama Universitas Lambung Mangkurat berhasil mengolah lahan basah dengan tingkat keasaman pH di bawah 5 menjadi lahan produktif. Pemanfaatan batu asal Korea mampu menetralkan keasaman tanah, sehingga 5 hektare lahan basah di Kalimantan Selatan sudah dipanen empat kali dengan rata-rata hasil 8 ton per hektar.

Teknologi Solar Water Pump juga digunakan untuk mendukung irigasi pertanian. Pompa air bertenaga surya berkapasitas 5.680 watt ini memungkinkan irigasi efisien dan ramah lingkungan, memastikan ketersediaan air bagi tanaman tetap stabil.

Selain itu, Polri memanfaatkan teknologi Watergen yang mampu menghasilkan 100 hingga 350 liter air bersih per hari dari kelembapan udara. Inovasi ini menjadi solusi bagi daerah pertanian kering, menjaga produktivitas pangan tetap optimal sepanjang tahun.

Gudang Ketahanan Pangan untuk Distribusi Hasil Panen

Polri membangun 18 unit gudang ketahanan pangan di 12 provinsi dengan total kapasitas 18.000 ton. Proyek ini telah dimulai groundbreaking-nya oleh Presiden RI pada 5 Juni 2025 di Bengkayang, dan kini seluruh gudang telah selesai 100%.

Sebagai langkah awal, gudang di Provinsi Jawa Barat diisi 100 ton jagung hasil panen, yang kemudian diikuti oleh gudang lainnya di seluruh provinsi. Langkah ini memastikan distribusi pangan lebih merata dan meminimalkan kerugian pascapanen.

Kolaborasi Polri dengan pemerintah daerah, universitas, dan masyarakat setempat turut memperkuat ketahanan pangan nasional. Setiap inovasi, mulai dari bibit unggul, pupuk organik, teknologi irigasi, hingga gudang penyimpanan, terintegrasi dalam sistem yang efisien dan berkelanjutan.

Dampak Positif bagi Petani dan Ekonomi Lokal

Langkah Polri tidak hanya fokus pada ketahanan pangan, tetapi juga mendukung petani lokal. Dengan bimbingan bintara pertanian dan penggunaan teknologi tepat guna, produktivitas lahan meningkat signifikan.

Inovasi ini juga mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. Misalnya, pemanfaatan pupuk organik dari eceng gondok dan kotoran kelinci terbukti lebih hemat dibanding pupuk kimia konvensional, sekaligus ramah lingkungan.

Program Polrian membantu mengurangi pengangguran dengan memberdayakan masyarakat untuk mengolah limbah organik menjadi pupuk kompos dan eco-enzyme. Hal ini mendorong terciptanya ekosistem pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.

Polri membuktikan perannya tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga penggerak inovasi pertanian. Dukungan terhadap program ketahanan pangan ini mencakup bibit unggul, teknologi irigasi, pemulihan lahan, pupuk organik, hingga gudang penyimpanan hasil panen.

Dengan kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi modern, Polri berhasil meningkatkan produktivitas lahan, menurunkan biaya produksi, dan mendukung ketersediaan pangan nasional. Inisiatif ini menjadi salah satu langkah strategis menuju ketahanan pangan Indonesia yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Terkini