Jepang

Yen Jepang Menguat di Tengah Tekanan Perdagangan Global, Optimisme Kesepakatan AS-Jepang Beri Dukungan Tambahan

Yen Jepang Menguat di Tengah Tekanan Perdagangan Global, Optimisme Kesepakatan AS-Jepang Beri Dukungan Tambahan
Yen Jepang Menguat di Tengah Tekanan Perdagangan Global, Optimisme Kesepakatan AS-Jepang Beri Dukungan Tambahan

JAKARTA - Pasangan mata uang Yen Jepang (JPY) terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) menunjukkan pergerakan fluktuatif di pasar keuangan internasional di tengah ketidakpastian global akibat memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Meski sempat diperdagangkan dengan bias negatif, JPY tetap bertahan di dekat level tertinggi multi-bulan yang dicapai pekan lalu, mencerminkan kekuatan permintaan terhadap aset-aset safe haven.

Penguatan Yen ini diperkuat oleh beberapa faktor kunci, termasuk meningkatnya tensi perang dagang global, sinyal potensi kebijakan suku bunga yang lebih agresif dari Bank of Japan (BoJ), serta harapan pasar terhadap kemungkinan kesepakatan dagang antara Jepang dan Amerika Serikat. Di sisi lain, pemulihan USD terlihat masih terbatas, terhambat oleh prospek pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve (The Fed) di tengah ancaman perlambatan ekonomi Amerika.

Ketegangan Perdagangan Dorong Permintaan Aset Aman

Meningkatnya eskalasi tarif antara AS dan Tiongkok terus menjadi faktor dominan yang mendorong investor mencari perlindungan pada aset aman seperti Yen Jepang. Pemerintah AS, di bawah Presiden Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan penangguhan sementara tarif pada berbagai produk elektronik konsumen, termasuk smartphone dan komputer yang diimpor dari Tiongkok. Meski penangguhan ini menciptakan sedikit kelegaan di pasar, ketidakpastian tetap tinggi karena Trump juga menyatakan bahwa tarif baru akan segera diterapkan pada sektor semikonduktor dan produk farmasi.

"Presiden Trump mempertimbangkan pengecualian sementara untuk industri otomotif dari tarif 25%, namun ini tidak meniadakan risiko jangka panjang dari kebijakan tarif yang agresif," ujar analis pasar dari Tokyo FX Forum.

Di tengah kekhawatiran ini, para investor global meningkatkan posisi pada mata uang Yen sebagai bentuk mitigasi risiko. Sifat Yen sebagai aset safe haven membuatnya cenderung menguat di tengah ketidakpastian global, sekaligus menekan pasangan USD/JPY yang sempat turun ke bawah level 143,00.

Harapan Terhadap Kebijakan Suku Bunga BoJ

Dari sisi domestik, Jepang memberikan sinyal kuat bahwa tekanan inflasi yang terus meluas dapat memaksa Bank of Japan untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga. Setelah bertahun-tahun mempertahankan kebijakan ultra-longgar, tanda-tanda peningkatan harga dan kenaikan upah mulai menimbulkan ekspektasi perubahan arah kebijakan moneter.

Investor kini mempertimbangkan kemungkinan bahwa BoJ akan menjadi salah satu bank sentral utama yang mulai mengakhiri kebijakan suku bunga rendah. Namun, hal ini masih dibayangi ketidakpastian terkait kondisi eksternal, terutama arah kebijakan perdagangan AS.

"Investor memangkas sebagian taruhan mereka terhadap kenaikan suku bunga awal oleh BoJ, namun ekspektasi terhadap pengetatan tetap ada, mengingat tekanan inflasi di Jepang mulai menguat," kata analis makroekonomi dari Japan Market Research Institute.

Kebijakan The Fed Hadapi Dilema Baru

Di sisi lain, Federal Reserve menghadapi tekanan kebijakan yang kompleks. Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyatakan bahwa tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump memberikan guncangan signifikan pada perekonomian AS dan bisa memaksa bank sentral untuk memangkas suku bunga guna mencegah resesi. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic.

"Kami belum bisa mengambil keputusan berani terkait arah kebijakan, mengingat tarif bisa menyebabkan tekanan inflasi yang bersifat temporer," ujar Bostic dalam wawancara dengan media lokal.

Prospek pelonggaran suku bunga ini membatasi potensi penguatan Dolar AS, sekaligus memperkuat daya tarik Yen Jepang sebagai mata uang dengan prospek yield yang lebih menjanjikan.

Optimisme Kesepakatan Dagang AS-Jepang

Di tengah dinamika global tersebut, hubungan dagang antara Jepang dan Amerika Serikat memberikan secercah harapan. Presiden Trump sebelumnya mengatakan bahwa negosiasi dagang antara kedua negara akan dilandasi parameter yang "ketat namun adil", sementara Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut Jepang sebagai prioritas dalam daftar negosiasi tarif.

Pernyataan ini memicu optimisme pasar bahwa Jepang bisa menghindari tarif tambahan, sekaligus membuka peluang kesepakatan bilateral yang dapat meningkatkan kestabilan ekonomi domestik Jepang.

"Pasar melihat kemungkinan tercapainya kesepakatan AS-Jepang sebagai sinyal positif, yang bisa menjaga kestabilan Yen dalam jangka menengah," kata ekonom senior dari Nomura Securities.

Fokus Pasar Tertuju pada Pidato Ketua The Fed

Fokus utama investor pekan ini adalah pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan pada Rabu. Pidato ini dinilai krusial dalam memberikan petunjuk lebih lanjut terkait arah suku bunga AS ke depan. Selain itu, rilis Indeks Manufaktur Empire State pada Selasa juga akan menjadi indikator penting dalam mengukur kekuatan sektor industri AS yang terdampak perang dagang.

Pergerakan pasangan USD/JPY dalam jangka pendek akan sangat bergantung pada hasil pidato Powell dan data ekonomi AS. Kenaikan lanjutan pasangan ini diprediksi akan menghadapi resistance kuat di level 144,00, sementara potensi penurunan bisa menyeret harga menuju area support di 141,65 hingga 140,00.

Analisis Teknikal: Level Kunci dalam Fokus

Secara teknikal, pasangan USD/JPY memerlukan dorongan kuat untuk menembus resistance di level 144,00 dan menuju area 145,00. Jika momentum ini tercapai, maka potensi kenaikan ke level 145,50 bahkan 146,00 terbuka lebar. Sebaliknya, jika tekanan jual meningkat dan menembus support di bawah 143,00, maka target koreksi bisa menuju 142,00 dan lebih jauh ke 140,00.

"Penembusan kuat di bawah 142,00 bisa menjadi sinyal bearish jangka menengah dan memperkuat dominasi Yen terhadap Dolar AS," ungkap analis teknikal dari FXStreet.

Kesimpulan: Yen Tetap Tangguh di Tengah Tekanan Global

Yen Jepang menunjukkan ketahanan luar biasa di tengah kompleksitas dinamika pasar global. Eskalasi perang dagang, ekspektasi kebijakan moneter, dan potensi kesepakatan bilateral antara Jepang dan AS menjadi faktor-faktor kunci yang mendorong permintaan terhadap Yen. Meskipun Dolar AS mencoba pulih dari pelemahan panjang, fundamental yang mendukung JPY tetap kuat.

Dengan ketidakpastian yang masih tinggi, pelaku pasar akan terus memantau perkembangan kebijakan perdagangan dan sinyal suku bunga dari kedua negara. Untuk saat ini, bias pasar terhadap Yen Jepang tetap bullish, menjadikannya salah satu mata uang utama yang patut diperhitungkan dalam portofolio investasi global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index