JAKARTA - Industri kecantikan Indonesia menghadapi tekanan berat sepanjang 2024. Banyak brand lokal tidak mampu bertahan, kalah bersaing dengan maraknya produk impor dan kompetitor yang semakin banyak.
Setidaknya ada enam brand kecantikan yang resmi gulung tikar pada tahun ini. Yang terbaru adalah Aeluna Beauty, yang mengumumkan penutupan awal Desember 2024. Fenomena ini menandai puncak periode sulit bagi brand kecantikan lokal.
SYCA, Runa Beauty, dan Beet Beauty
SYCA menjadi salah satu brand kosmetik dan skincare lokal yang tidak mampu bertahan. Didirikan pada 2019 oleh Pamela Wirjadinata dan Monica Tan, SYCA sempat populer dengan liptint yang viral berkat kolaborasi dengan serial Emily in Paris.
Namun popularitas tidak menjamin kelangsungan. Pada 30 September 2024, SYCA mengumumkan penutupan melalui Instagram resmi (@syca.official), disertai cuci gudang besar-besaran. Pada 31 Oktober 2024, seluruh toko, situs, dan media sosial resmi mereka resmi nonaktif.
Runa Beauty, berdiri sejak 2019, juga tutup pada 2024. Akun Instagram @madebyruna mengucapkan terima kasih kepada konsumen setia dan menggelar farewell sale. Produk andalannya adalah cleansing butter yang populer di kalangan beauty enthusiast.
Beet Beauty, brand lokal berusia tiga tahun, mengakhiri bisnisnya pada awal November 2024. Produk unggulannya, lip blanket dan lip blaze, dijual dengan diskon besar sebelum resmi tutup. Brand ini didirikan oleh dua perempuan yang awalnya beauty enthusiast.
Noolab, Innertrue, dan Aeluna Beauty
Sebelum SYCA, Noolab lebih dulu pamit pada 5 Juni 2024. Masalah HKI menjadi salah satu penyebab, setelah pengajuan merek mereka sempat ditolak dua kali. Seluruh stok dijual dengan diskon 60 persen sebelum penutupan resmi.
Innertrue, skincare lokal lainnya, mengakhiri penjualan pada 16 Juli 2023. Melalui Instagram resmi (@innertrue), perusahaan mengumumkan perubahan arah bisnis setelah pertimbangan panjang, dan resmi menutup operasi pada 31 Juli 2023.
Aeluna Beauty adalah brand terbaru yang mengumumkan penutupan awal Desember 2024. Didirikan oleh dua influencer, Almiranti Fira dan Nadya Aqilla, brand ini menawarkan skincare-infused makeup, dengan produk andalan lip oil yang melembapkan sekaligus mempercantik bibir.
Faktor-faktor Penyebab Tutupnya Brand Lokal
Tumbangnya merek lokal dipengaruhi banyak faktor. Persaingan ketat dengan brand impor, lonjakan jumlah kompetitor lokal, serta perubahan preferensi konsumen membuat beberapa brand tidak mampu bertahan.
Selain itu, kendala regulasi, biaya produksi, dan pemasaran juga memberi tekanan tersendiri. Beberapa brand, seperti Noolab, menghadapi masalah HKI yang menghambat pertumbuhan bisnis mereka.
Fenomena ini menyoroti tantangan industri kecantikan lokal: menjaga inovasi, mempertahankan loyalitas konsumen, dan menyesuaikan harga dengan daya beli pasar. Brand yang gagal menyesuaikan strategi bisnis berisiko gulung tikar.
Dampak Penutupan bagi Konsumen dan Industri
Penutupan brand lokal meninggalkan kesan bagi konsumen. Produk favorit, seperti liptint SYCA, cleansing butter Runa, atau lip blanket Beet Beauty, kini tidak lagi tersedia secara resmi.
Di sisi industri, fenomena ini memicu evaluasi strategi oleh brand lain. Penting bagi brand lokal untuk terus berinovasi, membangun diferensiasi produk, dan meningkatkan manajemen operasional agar mampu bertahan di pasar kompetitif.
Tantangan Besar bagi Brand Kecantikan Lokal
Tahun 2024 menjadi tahun berat bagi industri kecantikan lokal. Enam brand yang tutup menunjukkan bahwa popularitas dan inovasi awal tidak selalu menjamin keberlangsungan.
Ke depan, brand lokal perlu fokus pada diferensiasi produk, strategi pemasaran digital, dan adaptasi terhadap tren konsumen. Hanya mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan cepat yang akan mampu bertahan dan bersaing di pasar Indonesia yang semakin kompetitif.
