Harga Sembako di Jawa Timur 1 Mei 2025: Kenaikan Cabai Keriting dan Daging Sapi, Daging Ayam Turun

Kamis, 01 Mei 2025 | 10:43:45 WIB
Harga Sembako di Jawa Timur 1 Mei 2025: Kenaikan Cabai Keriting dan Daging Sapi, Daging Ayam Turun

JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur pada 1 Mei 2025 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Beberapa komoditas bahan pokok seperti cabai keriting dan daging sapi mengalami kenaikan, sementara harga daging ayam ras dan ayam kampung justru menunjukkan penurunan. Perubahan harga ini tentunya memengaruhi pengeluaran sehari-hari masyarakat, yang harus memperhatikan harga sembako sebagai bagian dari kebutuhan dasar rumah tangga.

Berdasarkan data yang dihimpun dari sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) di Jawa Timur, harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan pada hari ini. Cabai merah keriting tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp 1.207 atau setara dengan 3,35 persen, yang membawa harga per kilogramnya menjadi Rp 37.269. Begitu juga dengan daging sapi paha belakang yang naik sebesar Rp 839 atau 0,71 persen, sehingga harga per kilogramnya mencapai Rp 119.554.

Di sisi lain, ada beberapa bahan pokok yang mengalami penurunan harga. Daging ayam ras mengalami penurunan sebesar Rp 507 atau 1,67 persen, dengan harga terbaru sebesar Rp 29.872 per kilogram. Sementara itu, harga daging ayam kampung turun lebih tajam, yaitu Rp 1.044 atau setara dengan 1,54 persen, menjadi Rp 66.742 per kilogram. Perubahan harga sembako ini tentu menjadi perhatian utama bagi konsumen, mengingat dampaknya terhadap anggaran belanja harian keluarga.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah daftar harga sembako terbaru di Jawa Timur per 1 Mei 2025:

Beras Premium: Rp 14.568/kg

Beras Medium: Rp 12.549/kg

Gula Kristal Putih: Rp 17.179/kg

Minyak Goreng Curah: Rp 18.566/kg

Minyak Goreng Kemasan Premium: Rp 20.472/liter

Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp 17.402/liter

Minyak Goreng Minyakita: Rp 16.449/liter

Daging Sapi Paha Belakang: Rp 119.554/kg

Daging Ayam Ras: Rp 29.872/kg

Daging Ayam Kampung: Rp 66.742/kg

Telur Ayam Ras: Rp 26.136/kg

Telur Ayam Kampung: Rp 46.159/kg

Susu Kental Manis (Bendera): Rp 12.801/370 gr

Susu Kental Manis (Indomilk): Rp 12.733/370 gr

Susu Bubuk (Bendera): Rp 42.050/400 gr

Susu Bubuk (Indomilk): Rp 40.551/400 gr

Garam Bata: Rp 1.755

Garam Halus: Rp 9.364/kg

Cabai Merah Keriting: Rp 37.269/kg

Cabai Merah Besar: Rp 30.615/kg

Cabai Rawit Merah: Rp 36.310/kg

Bawang Merah: Rp 38.372/kg

Bawang Putih: Rp 37.885/kg

Gas Elpiji: Rp 19.485

Penting untuk dicatat bahwa harga-harga ini merupakan rata-rata di Jawa Timur, dan harga di setiap pasar bisa berbeda-beda tergantung pada banyak faktor. Selain itu, harga sembako juga mengalami fluktuasi harian yang dipengaruhi oleh berbagai variabel.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan dan Penurunan Harga Sembako

Perubahan harga sembako tidak hanya dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran, tetapi juga oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Salah satu faktor utama yang memengaruhi harga sembako adalah cuaca ekstrem. Cuaca buruk atau bencana alam dapat mengganggu produksi pertanian, seperti cabai dan bawang, yang menyebabkan pasokan berkurang dan harga naik.

"Cuaca yang tidak menentu dapat memengaruhi hasil pertanian, yang pada gilirannya akan mempengaruhi harga sembako di pasar," jelas seorang ahli ekonomi pasar lokal. Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa minggu terakhir, terutama musim hujan yang lebih panjang dari biasanya, diperkirakan menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga cabai keriting dan beberapa bahan pokok lainnya.

Selain itu, kebijakan pemerintah terkait impor dan subsidi juga berperan penting dalam harga sembako. Pembatasan impor atau perubahan regulasi pajak dapat mempengaruhi pasokan barang-barang tertentu, yang kemudian berdampak pada harga. Misalnya, kebijakan yang membatasi impor cabai atau daging dapat menyebabkan pasokan menurun, sedangkan permintaan tetap tinggi, yang memicu kenaikan harga. "Kebijakan pemerintah, baik itu dalam hal subsidi ataupun pengaturan impor, mempengaruhi kestabilan harga sembako," tambahnya.

Fluktuasi nilai tukar mata uang juga menjadi faktor yang tak kalah penting dalam menentukan harga sembako. Ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, biaya impor bahan baku, seperti minyak goreng, gula, atau beras, akan menjadi lebih mahal. Hal ini akan berdampak pada harga jual sembako di pasar domestik.

Inflasi yang tinggi juga dapat menjadi penyebab kenaikan harga sembako. Ketika inflasi meningkat, biaya produksi barang-barang kebutuhan sehari-hari akan meningkat, sehingga pedagang terpaksa menaikkan harga jual. Begitu pula dengan biaya transportasi dan distribusi yang juga dipengaruhi oleh inflasi.

Selain faktor-faktor tersebut, masalah dalam rantai distribusi juga dapat memengaruhi harga sembako. Kendala seperti kemacetan, pemogokan, atau masalah logistik lainnya bisa menyebabkan keterlambatan pengiriman barang, sehingga pasokan barang berkurang dan harga naik.

Pengawasan dan Kebijakan yang Diperlukan

Mengingat fluktuasi harga sembako yang terus terjadi, pengawasan yang ketat dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas pasar. Pemerintah harus memastikan pasokan bahan pokok tetap terjaga, serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatur distribusi dan menghindari monopoli yang dapat merugikan konsumen.

Kebijakan impor yang bijaksana, subsidi yang tepat sasaran, serta pemantauan harga di tingkat pasar dapat membantu menjaga harga sembako agar tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat. Dengan adanya kebijakan yang tepat, diharapkan masyarakat Jawa Timur dapat menghadapinya tanpa harus terbebani oleh lonjakan harga yang signifikan.

Terkini