Pemerintah Perluas Akses Terapi Biologi ATMP ke Seluruh Indonesia

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:20:11 WIB
Pemerintah Perluas Akses Terapi Biologi ATMP ke Seluruh Indonesia

JAKARTA - Pemerintah mengambil langkah strategis untuk memperluas akses terapi lanjutan berbasis biologi atau ATMP (Advanced Therapy Medicinal Products) ke seluruh daerah di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya layanan kesehatan yang mudah dijangkau, berkualitas tinggi, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.

“Kita ingin agar akses seluruh layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia itu mudah, mutunya tinggi, dan harganya terjangkau,” ujar Budi di Jakarta, Senin. Upaya ini melibatkan kolaborasi Kemenkes, BPOM, dan BPJS Kesehatan guna menjangkau 514 kabupaten dan kota di Tanah Air.

Pendekatan kolaboratif ini penting karena obat berbasis biologi, seperti stem cell, sekretom, hingga terapi gen, membutuhkan regulasi yang ketat. Tujuannya agar inovasi kesehatan tidak terhambat, namun tetap aman bagi pasien.

Sinergi Regulasi dan Pengawasan

Menurut Budi, terapi berbasis sel berkembang pesat di seluruh dunia dan mencakup berbagai jenis, mulai dari terapi sel, tissue engineering, imunoterapi, hingga terapi gen. “Kami bekerja untuk memastikan obat-obatan baru tidak dihalangi, tetapi juga tidak masuk secara bebas tanpa uji coba yang memadai,” jelasnya.

BPOM berperan mengawasi keamanan dan kualitas obat, sementara Kemenkes memastikan penyediaan fasilitas dan tenaga medis, dan BPJS Kesehatan menyediakan akses finansial bagi masyarakat. Sinergi ini menjadi fondasi agar layanan kesehatan modern dapat dinikmati seluruh masyarakat.

Budi menekankan perlunya keseimbangan antara inovasi dan keselamatan pasien. “Di sisi lain kita juga ingin memastikan agar obat-obatan yang masih dalam masa percobaan tidak langsung diterapkan dengan biaya tinggi kepada masyarakat,” ujarnya. Langkah ini penting agar teknologi kesehatan baru dapat diakses tanpa membebani pasien.

Prioritas Penyakit dengan Dampak Tinggi

Terapi ATMP diprioritaskan untuk penyakit yang menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, antara lain stroke, penyakit jantung, kanker, sakit ginjal, serta untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Pemerintah berharap dengan tersedianya terapi modern ini, tingkat kesembuhan pasien dapat meningkat secara signifikan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, menegaskan pihaknya akan membantu pembiayaan terapi ATMP, selama sesuai indikasi medis, prosedur, dan berbasis bukti (evidence-based). “Jika masuk dalam assessment teknologi, tentu akan dibiayai,” jelas Ali.

Ia menambahkan, pentingnya kesadaran masyarakat bahwa kesehatan adalah investasi mahal. Dengan sistem gotong royong melalui BPJS, semua pihak dapat saling mendukung agar layanan kesehatan modern dapat dinikmati luas.

Kolaborasi antara Kemenkes, BPOM, dan BPJS ini menjadi contoh model integrasi layanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien, keterjangkauan biaya, dan inovasi teknologi. Setiap pihak memiliki peran yang saling melengkapi untuk memastikan terapi modern bisa diakses seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah juga menekankan perlunya pelatihan tenaga medis agar dapat menangani terapi berbasis biologi dengan tepat. Penguasaan teknologi dan prosedur medis yang ketat menjadi syarat mutlak agar penerapan ATMP aman dan efektif.

Selain itu, regulasi ketat menjadi landasan bagi pengembangan obat berbasis biologi di Indonesia. BPOM memastikan semua produk yang masuk telah melewati uji klinis yang sesuai standar internasional sehingga kualitas dan keamanannya terjamin.

Pemerintah menargetkan pengembangan infrastruktur dan distribusi obat ATMP hingga ke daerah terpencil. Langkah ini penting agar seluruh masyarakat, termasuk yang berada di wilayah perbatasan dan pedesaan, dapat menikmati layanan kesehatan setara dengan kota besar.

Upaya ini juga membuka peluang kolaborasi dengan rumah sakit dan lembaga penelitian lokal. Penguatan riset dalam negeri di bidang terapi sel dan biologi menjadi salah satu fokus utama untuk mendukung kemandirian kesehatan nasional.

Dalam jangka panjang, pemerintah berharap akses luas terhadap ATMP dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kritis. Dengan ketersediaan obat modern yang terjangkau, masyarakat bisa mendapatkan perawatan terbaik tanpa terbebani biaya tinggi.

BPJS Kesehatan berperan sebagai jaminan finansial sehingga pasien yang membutuhkan terapi lanjutan tidak harus menunda pengobatan. Sistem ini dirancang agar masyarakat tetap mendapatkan layanan sesuai indikasi medis tanpa harus membayar biaya penuh sendiri.

Selain itu, edukasi publik mengenai terapi modern menjadi bagian penting dari strategi pemerintah. Masyarakat perlu memahami manfaat, prosedur, dan indikasi medis terapi ATMP sehingga penggunaan obat dapat tepat sasaran.

Ke depannya, pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi implementasi ATMP di seluruh Indonesia. Data penggunaan, efektivitas, dan keamanan terapi akan dijadikan dasar untuk pengembangan kebijakan lebih lanjut.

Langkah ini menunjukkan komitmen negara dalam menghadirkan layanan kesehatan modern yang merata, aman, dan terjangkau. Sinergi antar lembaga, regulasi ketat, serta pembiayaan berbasis gotong royong menjadi pondasi utama kesuksesan program ini.

Dengan ketersediaan terapi ATMP di seluruh Indonesia, harapannya pasien yang menderita penyakit kritis memiliki akses pengobatan yang memadai dan berpotensi meningkatkan angka harapan hidup masyarakat secara signifikan.

Terkini