AAJI Dorong Inovasi Unitlink Agar Tetap Diminati Masyarakat Hingga 2025

Jumat, 10 Oktober 2025 | 11:58:46 WIB
AAJI Dorong Inovasi Unitlink Agar Tetap Diminati Masyarakat Hingga 2025

JAKARTA – Produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink masih menjadi primadona di kalangan masyarakat, meski menghadapi tekanan pasar. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mendorong perusahaan asuransi jiwa untuk terus berinovasi agar unitlink tetap diminati.

Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, menekankan bahwa inovasi dapat dilakukan melalui struktur biaya yang lebih kompetitif dan fitur produk yang sederhana tanpa mengurangi manfaat perlindungan. “Dengan demikian, akan semakin banyak masyarakat yang tertarik hingga akhirnya membeli dan menggunakan unitlink,” ujar Togar.

Togar menambahkan, perusahaan asuransi perlu melakukan diversifikasi kanal distribusi untuk memperluas jangkauan penjualan. Selama ini, pendapatan premi terbesar unitlink masih didominasi kanal bancassurance.

“Dengan memaksimalkan kerja sama bancassurance dan memperkaya inovasi jalur distribusi yang lebih modern, peluang pasar unitlink bisa semakin terbuka,” jelasnya. Langkah ini penting agar unitlink tidak hanya bergantung pada satu saluran distribusi.

Peran Literasi Keuangan dan Regulasi Baru

Selain inovasi produk dan distribusi, Togar menilai literasi keuangan menjadi kunci agar nasabah memahami karakteristik unitlink secara utuh. Pemahaman ini membuat nasabah lebih siap menghadapi risiko investasi sekaligus memanfaatkan proteksi asuransi.

Togar optimistis kinerja unitlink akan terus membaik hingga akhir 2025. Optimisme ini didukung oleh penerapan regulasi baru yang memperkuat perlindungan pemegang polis dan mendorong produk yang lebih fleksibel sesuai profil risiko nasabah.

Meski menghadapi tekanan pasar, unitlink tetap diminati segmen masyarakat tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa produk kombinasi proteksi dan investasi masih relevan di tengah tren investasi modern.

Berdasarkan data AAJI, pendapatan premi unitlink pada semester I-2025 mencapai Rp 32,40 triliun, turun 11,7% secara tahunan (YoY). Namun, penurunan ini membaik dibandingkan kontraksi 13,8% pada periode yang sama tahun 2024.

Togar menekankan bahwa penurunan bukan berarti kehilangan minat masyarakat secara signifikan. “Unitlink masih memiliki pangsa pasar yang kuat, terutama bagi nasabah yang ingin proteksi sekaligus investasi,” ujarnya.

Inovasi produk juga termasuk penyederhanaan fitur dan pengaturan biaya yang lebih kompetitif. Dengan begitu, produk unitlink lebih mudah dipahami dan lebih menarik bagi konsumen.

Diversifikasi kanal distribusi, termasuk digital dan agen modern, menjadi strategi penting. Saluran distribusi baru ini mampu menjangkau nasabah yang sebelumnya sulit dijangkau melalui bancassurance konvensional.

AAJI menilai, perusahaan asuransi perlu terus menyesuaikan produk unitlink dengan profil risiko nasabah. Fleksibilitas ini akan meningkatkan daya tarik produk sekaligus menjaga kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

Selain itu, literasi keuangan menjadi faktor penting untuk mengedukasi nasabah soal perbedaan proteksi dan investasi. Pemahaman yang baik membuat nasabah mampu memilih produk yang sesuai tujuan keuangan mereka.

Dengan strategi inovasi produk, distribusi, dan literasi keuangan, unitlink diproyeksikan kembali mencatat pertumbuhan positif di paruh kedua 2025. Kinerja ini sejalan dengan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi modern.

Meskipun tekanan pasar tetap ada, AAJI optimis unitlink dapat mempertahankan posisinya sebagai produk unggulan di industri asuransi jiwa. Peluang ini semakin terbuka seiring meningkatnya minat masyarakat pada proteksi yang dikombinasikan dengan investasi.

Kesimpulannya, unitlink tetap relevan di tengah dinamika pasar asuransi. Inovasi, literasi keuangan, dan diversifikasi distribusi menjadi kunci agar produk ini tetap diminati hingga akhir 2025.

Terkini