Erick Thohir

Dua Pilar Timnas Indonesia Terancam Absen di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir Pastikan Pengganti Setara Sudah Disiapkan

Dua Pilar Timnas Indonesia Terancam Absen di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir Pastikan Pengganti Setara Sudah Disiapkan
Dua Pilar Timnas Indonesia Terancam Absen di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir Pastikan Pengganti Setara Sudah Disiapkan

JAKARTA - Persiapan Timnas Indonesia jelang laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde Ketiga menghadapi tantangan besar. Dua pemain pilar Garuda, Kevin Diks dan Dean James, hampir dipastikan absen dalam dua pertandingan krusial bulan Juni mendatang akibat cedera hamstring yang dialami saat memperkuat klub mereka masing-masing di Eropa.

Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi jajaran pelatih dan manajemen PSSI, mengingat keduanya selama ini menjadi andalan di lini belakang Timnas. Meski demikian, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan skenario matang untuk mengantisipasi absennya dua bek naturalisasi tersebut.

“Memang, dengan cederanya Kevin Diks ataupun Dean James yang qualified ke sebelas pertama, ya memang perlu menjadi pertimbangan untuk pemain substitusi,” ujar Erick Thohir.

Cedera Pemain Terjadi di Liga Eropa

Cedera Kevin Diks terjadi saat ia membela FC Copenhagen dalam laga Liga Denmark melawan Brondby IF pada 13 April lalu. Ia mengalami cedera hamstring yang membuatnya harus menepi selama beberapa pekan dan diragukan untuk pulih tepat waktu menjelang pertandingan internasional.

Sementara Dean James mengalami nasib serupa. Pemain yang memperkuat Go Ahead Eagles di Eredivisie tersebut juga mengalami cedera hamstring saat melawan FC Utrecht pada 6 April 2025. Meskipun kedua pemain sedang dalam proses pemulihan, kemungkinan besar mereka belum dapat tampil optimal jika dipaksakan bermain pada pertandingan awal Juni.

Kondisi ini tentu memberikan tekanan tambahan pada pelatih Shin Tae-yong dan tim kepelatihan Timnas Indonesia. Pasalnya, kedua pemain tersebut memiliki kontribusi signifikan dalam pertahanan timnas, baik dari sisi kemampuan bertahan maupun dukungan dalam skema serangan.

Strategi PSSI: Kedalaman Skuad Jadi Kunci

Menanggapi kekosongan yang ditinggalkan oleh Diks dan James, Erick Thohir menyampaikan bahwa PSSI sejak awal telah mengantisipasi potensi cedera dengan membangun kedalaman skuad. Menurutnya, konsep tim nasional tidak bisa hanya bergantung pada 11 pemain inti, tetapi harus memiliki pelapis berkualitas di setiap posisi.

“Yang namanya risiko cedera pasti terjadi di seluruh pemain. Sejak dahulu saya bilang kenapa kita perlu penebalan tim senior 2x11 pemain. Bahkan, di bawah itu (kelompok umur) 3x11. Karena ini memang talent pool kita harus tebal,” tegas Erick.

Menurut Erick, sistem pembinaan pemain nasional harus mengacu pada prinsip keberlanjutan, di mana pemain di level senior, U-23, hingga kelompok usia muda harus memiliki kualitas yang sepadan dan siap menggantikan bila diperlukan.

“Karena ya risiko cedera itu bisa terjadi. Belum lagi ketika ada penumpukan turnamen. Timnas senior dan U-23 bertanding di bulan yang sama misalnya. Itu juga yang kita ketahui tim senior banyak juga yang masih lolos kualifikasi untuk bisa bermain di U-23, tambah tipis lagi. Jadi, kita harus siap dengan segala risiko,” imbuhnya.

Jadwal Krusial Menanti: China dan Jepang Jadi Ujian Berat

Timnas Indonesia akan menghadapi dua laga penting pada bulan Juni, yaitu menjamu China pada 5 Juni 2025 dan bertandang ke markas Jepang pada 10 Juni 2025. Kedua laga tersebut menjadi bagian dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde Ketiga, di mana Indonesia tergabung dalam Grup C.

Hingga saat ini, Garuda menempati peringkat ke-4 klasemen sementara Grup C. Meski bukan posisi ideal, PSSI menargetkan agar Indonesia minimal mampu mempertahankan posisi tersebut untuk menjaga peluang lolos ke ronde berikutnya.

Kehilangan Diks dan James tentunya akan menjadi tantangan tambahan bagi Timnas untuk meraih poin di dua laga tersebut. Apalagi lawan yang dihadapi bukan tim sembarangan. Jepang dikenal sebagai raksasa Asia yang memiliki pengalaman dan kedalaman skuad luar biasa. Sementara China juga tengah menunjukkan performa meningkat dalam beberapa pertandingan terakhir.

Mengingat pentingnya dua laga ini, tim pelatih dipastikan akan bekerja keras untuk menyusun komposisi terbaik dan menyesuaikan strategi permainan tanpa kehadiran dua pemain inti mereka di sektor belakang.

Calon Pengganti dan Harapan Baru

Meski belum diumumkan secara resmi, beberapa nama disebut-sebut bisa menjadi opsi pengganti Diks dan James. Pemain muda seperti Pratama Arhan, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, hingga pemain naturalisasi baru yang tengah dipantau performanya bisa masuk dalam daftar.

Pengalaman dan kualitas pemain-pemain pelapis ini diharapkan mampu menambal lubang yang ditinggalkan oleh dua pemain inti. Selain itu, pertandingan melawan China juga akan menjadi kesempatan emas bagi pemain lokal untuk menunjukkan kemampuan mereka dan mendapatkan kepercayaan di ajang internasional.

Manajemen Cedera dan Kebugaran Jadi Prioritas

Dalam konteks yang lebih luas, absennya dua pemain ini kembali membuka diskusi tentang pentingnya manajemen kebugaran dan rotasi pemain di level klub dan tim nasional. Jadwal padat yang dijalani para pemain di Eropa berkontribusi besar terhadap risiko cedera, terlebih saat memasuki fase akhir kompetisi domestik.

PSSI disebut sedang berkoordinasi lebih intensif dengan klub-klub Eropa tempat para pemain Indonesia berkarier, agar proses pemanggilan dan pemulihan cedera dapat berjalan optimal dan tidak mengganggu jadwal serta performa pemain di klub.

Langkah ini juga merupakan bagian dari upaya membangun ekosistem sepak bola nasional yang profesional dan terintegrasi dengan kalender FIFA serta jadwal kompetisi di berbagai liga dunia.

Tantangan Besar, Peluang Besar

Meski Timnas Indonesia harus kehilangan dua pemain penting dalam laga penting Kualifikasi Piala Dunia 2026 bulan Juni, manajemen timnas memastikan bahwa kesiapan tetap maksimal. Erick Thohir menegaskan bahwa risiko cedera adalah bagian tak terpisahkan dari sepak bola, dan oleh karena itu, struktur tim nasional harus memiliki kedalaman serta fleksibilitas tinggi.

“Ini memang talent pool kita harus tebal,” kata Erick, menegaskan pentingnya regenerasi dan kedalaman skuad untuk menghadapi kompetisi seberat Kualifikasi Piala Dunia.

Dengan strategi matang, kedalaman skuad yang diperkuat pemain muda dan naturalisasi, serta semangat juang tinggi, Timnas Indonesia tetap diharapkan mampu mencuri poin di dua laga penting yang akan datang. Dukungan publik dan kerja sama lintas sektor menjadi elemen penting untuk menjaga asa Garuda terbang tinggi di pentas sepak bola dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index