Makanan

Cara Mengenali Tanda Makanan Mulai Tidak Layak Dikonsumsi

Cara Mengenali Tanda Makanan Mulai Tidak Layak Dikonsumsi
Cara Mengenali Tanda Makanan Mulai Tidak Layak Dikonsumsi

JAKARTA - Banyak orang kerap salah menilai tanggal kedaluwarsa, sehingga makanan yang sebenarnya masih aman dibuang sia-sia. Padahal, selain tanggal, ada tanda-tanda alami yang bisa menjadi indikator kualitas makanan. Mengetahui tanda ini penting agar bahan dapur tetap aman dan segar.

Para ahli kuliner dan gizi menekankan, bahan makanan bisa rusak meski tanggal kedaluwarsa belum lewat. Berikut ini adalah beberapa gejala yang patut diperhatikan sebelum mengonsumsi makanan sehari-hari.

Sayuran dan Buah: Perubahan Warna dan Tekstur

Kentang adalah salah satu bahan yang sering salah dipahami. Warna hijau pada kentang muncul karena paparan sinar matahari di permukaan tanah, menyebabkan penumpukan senyawa solanin. Meskipun terlihat aneh, kentang masih bisa dikonsumsi setelah bagian hijau dikupas. Namun, jangan dikonsumsi berlebihan karena bisa menimbulkan rasa pahit atau efek kesehatan.

Selain kentang, sayuran seperti bawang atau paprika yang mulai bertunas menandakan usia bahan tersebut sudah terlalu tua. Kepala koki Alisa Rosa menyarankan untuk membuang bahan yang sudah bertunas karena kualitas dan rasanya menurun.

Buah dan sayuran yang kulitnya menipis, berkeriput, atau mulai layu juga menjadi indikator alami. Tomat, paprika, hingga beri-berian yang kulitnya mengelupas sebaiknya tidak dikonsumsi karena sudah kehilangan kesegaran.

Selain itu, sayuran renyah seperti wortel, mentimun, atau seledri akan kehilangan tekstur kerasnya ketika mulai melembek. Perubahan ini menandakan kandungan air berkurang dan kualitasnya menurun.

Protein: Daging, Ikan, dan Makanan Laut

Daging atau sayuran yang menjadi berlendir dan lengket jelas tidak aman. Bakteri telah berkembang biak di permukaannya, sehingga risiko keracunan meningkat. Rosa menekankan, lebih baik membuang bahan yang menunjukkan ciri ini.

Untuk ikan dan makanan laut, bau amis yang kuat menandakan kualitas menurun. Ikan segar seharusnya beraroma seperti laut, bersih dan segar. Semakin tajam baunya, semakin lama ikan disimpan dan kualitasnya menurun.

Selain itu, makanan kaleng juga perlu diperhatikan. Kaleng penyok, berkarat, atau menggembung menandakan potensi paparan oksigen dan pertumbuhan bakteri. Jika kaleng terlihat menggembung atau mengeluarkan udara saat dibuka, makanan di dalamnya sebaiknya dibuang.

Makanan Beku: Perhatikan Kristal Es

Makanan beku yang membentuk kristal es menjadi tanda bahwa suhu penyimpanan tidak konsisten. Bahan yang sempat mencair lalu dibekukan kembali berisiko menurunkan kualitas dan keamanan. Jika kristal menutupi seluruh makanan sehingga isi tidak terlihat, sebaiknya dibuang.

Siverson menambahkan, kristal es menunjukkan adanya penyalahgunaan suhu yang memungkinkan pertumbuhan bakteri sebelum makanan dibekukan ulang. Oleh karena itu, menjaga suhu stabil menjadi kunci keamanan makanan beku.

Jangan Hanya Mengandalkan Tanggal Kedaluwarsa

Memeriksa tanda fisik dan bau makanan penting untuk menilai kesegarannya. Warna, tekstur, bau, dan kondisi kemasan adalah indikator yang lebih nyata dibandingkan tanggal kedaluwarsa semata. Dengan memahami tanda-tanda ini, kita bisa mengurangi pemborosan makanan sekaligus menghindari risiko keracunan.

Intinya, kesadaran terhadap ciri-ciri alami bahan makanan membantu menjaga kesehatan keluarga dan memastikan makanan tetap aman dikonsumsi. Jangan ragu untuk membuang bahan yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan, meski tanggal kedaluwarsa belum lewat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index