Danantara

Danantara Jadi Motor Utama, Capex BUMN Tembus Rp720 Triliun 2026

Danantara Jadi Motor Utama, Capex BUMN Tembus Rp720 Triliun 2026
Danantara Jadi Motor Utama, Capex BUMN Tembus Rp720 Triliun 2026

JAKARTA – Konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah holding Danantara diharapkan menjadi motor utama penggerak investasi nasional pada 2026. Pemerintah menaruh harapan besar agar Danantara memperkuat sinergi antar BUMN sekaligus mendukung efektivitas alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menekankan bahwa Danantara akan memainkan peran penting dalam percepatan investasi dan pembangunan infrastruktur bernilai tambah tinggi. “Penajaman-penajaman khususnya dengan cara baru, cara baru ini yang baru tentunya ada Danantara. Danantara ini menjadi holding yang mau synergize BUMN semuanya secara benchmarking dan sinergi yang kuat di dalamnya, dan dia akan berkoordinasi dan berkolaborasi kuat dengan APBN,” ujar Febrio di Jakarta.

Menurut Febrio, belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN diproyeksikan meningkat tajam seiring beroperasinya Danantara. Pada 2025, capex BUMN diperkirakan Rp 380 triliun, dan pada 2026 meningkat hampir dua kali lipat menjadi Rp 720 triliun di bawah konsolidasi holding tersebut.

“Kita berharap investasi ini akan banyak didorong oleh teman-teman di Danantara. Kalau tahun 2025 estimasi kita capex dari BUMN itu sekitar Rp 380 triliun, 2026 kita harapkan meningkat cukup tajam di bawah Danantara, sekitar Rp 720 triliun,” jelas Febrio. Lonjakan ini menjadikan BUMN sebagai salah satu pilar utama pembentukan investasi nasional.

Pemerintah memperkirakan Danantara akan menyumbang sekitar 9% terhadap Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), sementara kontribusi APBN sekitar 7%. Meski demikian, Febrio menegaskan bahwa alokasi belanja modal dari APBN akan tetap kuat untuk pembangunan infrastruktur dasar.

“Capex dari APBN itu tetap nggak berkurang, Rp 490 triliun kita estimasi untuk 2025, lalu Rp 530 triliun untuk 2026. APBN tetap akan melakukan capex untuk konektivitas yang dasar seperti jembatan, jalan, dan infrastruktur daerah,” tutur Febrio. Kombinasi ini diharapkan mendorong efisiensi pertumbuhan ekonomi nasional.

Fokus Investasi Bernilai Tambah Tinggi dan Efisiensi Modal

Sinergi belanja modal BUMN dan APBN diharapkan memperkuat struktur investasi nasional. Langkah ini juga ditujukan untuk mempercepat penurunan Incremental Capital Output Ratio (ICOR), indikator efisiensi antara investasi dan output ekonomi.

Investasi strategis akan difokuskan pada sektor bernilai tambah tinggi seperti pengolahan sumber daya alam (SDA), pertanian, mineral, dan manufaktur berbasis hilirisasi. “Sektor-sektornya seperti yang sudah sering kita sebutkan, pilarisasi SDA baik dari pertanian maupun mineral dan tambang, kita harapkan akan menciptakan manufaktur nilai tambah tinggi,” kata Febrio.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan investasi nasional sekitar 5% pada 2025, meningkat menjadi 5,2% atau lebih pada 2026. Kenaikan ini seiring peningkatan kualitas dan efisiensi penggunaan modal agar ICOR secara bertahap turun.

Capex BUMN yang meningkat drastis di bawah Danantara akan menjadi penggerak utama pencapaian target tersebut. Hal ini sekaligus menjadi sinyal bagi sektor swasta bahwa ekosistem investasi nasional semakin kondusif.

Febrio menekankan bahwa holding Danantara tidak hanya memfokuskan diri pada jumlah capex, tetapi juga pada kualitas dan nilai tambah investasi. Strategi ini akan mendukung pembangunan infrastruktur bernilai tinggi dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.

Pemerintah optimistis bahwa koordinasi antara BUMN dan APBN akan mendorong pertumbuhan investasi lebih berkelanjutan. Sinergi ini menjadi kunci agar pertumbuhan tidak hanya kuantitatif tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Dengan beroperasinya Danantara, BUMN diharapkan lebih mampu mengambil peran strategis dalam pembangunan nasional. Holding ini menjadi kendaraan untuk mempercepat realisasi proyek bernilai tinggi sekaligus memaksimalkan penggunaan modal.

Kombinasi belanja modal BUMN dan APBN di sektor infrastruktur dasar dan strategis diproyeksikan memperkuat fondasi ekonomi nasional. Pemerintah menekankan bahwa efisiensi dan kualitas investasi menjadi prioritas utama dalam strategi 2026.

Secara keseluruhan, konsolidasi BUMN melalui Danantara akan menjadi motor pertumbuhan investasi nasional sekaligus pengungkit pembangunan infrastruktur bernilai tambah tinggi. Pemerintah menargetkan sinergi ini mendorong investasi lebih optimal, efisien, dan berkelanjutan di tahun depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index